Skincare Bikin Ketergantungan? Ini Penjelasannya
21 April 2025 - by Nadira Maurizka
|
Saat beranjak dewasa dan mulai memiliki banyak kegiatan di luar rumah, kita berangsur membutuhkan skincare untuk menjaga kulit kita tetap bersih dan sehat. Paparan polusi dan sinar matahari bisa berbahaya jika tidak dibersihkan sebelum kita tidur. Oleh karena itu, skincare dasar dibutuhkan untuk membersihkan lapisan kulit kamu secara menyeluruh. Seperti facial cleanser, pelembab dan sunscreen. Ketiga hal tersebut merupakan basic skincare yang direkomendasikan oleh banyak dermatologis.
Tapi, apakah penggunaan skincare secara rutin bisa membuat kulit kamu jadi ‘ketergantungan’ kandungan skincare tertentu? Yuk simak faktanya di sini!
Selain bisa menjaga kulit tetap bersih, skincare juga bisa membantu menyembuhkan masalah kulit yang kamu miliki. Kondisi kulit tiap orang bisa berbeda. Ada yang membutuhkan lebih dari 3 jenis produk skincare di atas untuk mengatasi masalah kulit yang lebih signifikan. Misalnya masalah kulit kering membutuh kandungan tambahan seperti ceramide pada pelembabnya untuk mengunci air lebih lama pada lapisan kulitnya. Atau jika kamu memiliki masalah kulit seperti bruntusan, kamu mungkin perlu menambahkan rangkaian skincare dengan kandungan retinol untuk membantu meredakannya.
Baca Juga: Rahasia di Balik Skin Detox: Perlu Atau Tidak?
Kandungan skincare seperti retinol misalnya, memiliki jangka waktu yang cukup lama untuk memberikan hasil yang signifikan. Namun efek kulit yang mengencang dan halus bisa didapatkan dari kandungan retinol ini. Tidak jarang orang-orang terus menggunakan retinol meskipun kulitnya sudah tidak bruntusan dan keriput. Pemakaian skincare yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal pada kulit kamu. Hal ini lah yang membuat orang ‘ketagihan’ menggunakan skincare.
Pada sebuah artikel Refinery29, jurnalisnya membagikan pengalamannya mengenai skincare, bahwa pengaplikasian skincare pada pagi dan malam tidak hanya memberi manfaat bagi kulitnya. Tapi juga pada kesehatan mentalnya. Menggunakan skincare sebelu pergi bekerja, dan sebelum tidur memberikannya waktu untuk pause dari hiruk-pikuk aktivitasnya dan hal tersebut membawa ketenangan.
Ketergantungan akan kandungan skincare tertentu biasanya terjadi apabila kamu menggunakan skincare dengan bahan aktif yang bisa memberikan hasil instan, seperti hidrokuinon dan merkuri (topical steroids). Hasil penggunaan kedua kandungan tadi bisa memberikan kulit yang glowing, putih dan kencang dalam jangka waktu yang singkat. Namun, jika kamu berhenti menggunakannya, kulit bisa menebal (okronosis), kering, iritasi, bruntusan dan jerawat, hingga fotosensitivitas.
Ketergantungan artinya kulit kamu bergantung terhadap kandungan skincare tersebut dan bisa rusak dan tidak nyaman jika kamu tidak menggunakannya. Jika kamu merasa cocok terhadap skincare tertentu dan skincare itu tidak mengandung bahan aktif berbahaya, maka itu bukan disebut sebagai ‘ketergantungan’.
Jika kamu menghentikan satu produk skincare dan memulai skincare yang baru, pastikan kamu sudah melakukan patch test pada bagian kulit lainnya untuk melihat reaksi alergi. Bisa jadi reaksi negatif dari skincare tersebut bukan karena kamu sudah ketergantungan skincare sebelumnya, namun kamu alergi dengan kandungan di skincare baru kamu.
Baca Juga: Chicken Skin Bikin Nggak Pede? Ini Cara Mengatasinya!
Apabila kamu memiliki kondisi kulit lain seperti jerawat, rosacea atau dermatitis yang membutuhkan skincare khusus, kamu mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit terlebih dahulu sebelum memutuskan rangkaian skincare yang ingin kamu gunakan. Untuk konsultasi gratis, kamu bisa lakukan di sini, ya!
Referensi:
PubMed Central (2016). Diakses pada 2025. Skincare Bootcamp: The Evolving Role of Skincare.
Refinery29 (2019). Diakses pada 2025. I Tried “Skin Fasting” For Two Weeks — Here’s What Happened.
Other Articles
|