Ini Dampak Buruk Kalau Sering Gonta-ganti Skincare
18 January 2023 - by Miftahur Rahmi
|
Ayooo ngaku … siapa di sini yang hobinga gonta-ganti skincare? Entah itu karena tergiur honest review ala influencer kesayangan di Instagram, terbawa arus waktu nonton video random di TikTok yang ternyata iklan skincare, atau waktu nggak sengaja ketemu skincare dengan ingredients dan benefit yang ‘oke ini nih aku butuh banget’ waktu hangout di mall.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengetahui Skincare Abal-abal?
Sebenarnya, ada banyak faktor yang menyebabkan ‘ketidaksetiaan’ pada beberapa produk skincare saja ini menipis. Mulai dari produk lokal yang nggak kalah kece mulai menjamur – bahkan sampai menyeret idol Korea sebagai BA – serta platform untuk beriklan semakin banyak, terutama melalui media sosial.
Apalagi ditambah dengan kemunculan standar dan istilah kecantikan makin beragam; glowing, glass skin, dewy, dan sebagainya. Semakin sulit menahan godaan untuk nggak menjangkau berbagai produk dengan packaging yang makin menarik, ingredients yang katanya holy grail, apalagi ditambah dengan promo menggiurkan.
Meski perkembangan industri skincare, terutama local brand, memang perlu diapresiasi, tapi apakah kamu yakin kehadiran skincare baru di meja rias benar-benar dibutuhkan, alih-alih membeli karena memang sesuai dengan kebutuhan kulit?
Sayangnya, meski skincare bertujuan untuk merawat dan melindungi kulit kamu, mengganti produk perawatan kulit wajah terlalu sering justru bisa menimbulkan efek buruk buat kulit loh; seperti penjelasan di bawah ini.
1. Skincare tidak bekerja secara maksimal pada kulit.
Meski beberapa skincare menjanjikan hasil yang ‘instan’ untuk kulit, tetapi klaim ini tidak sepenuhnya benar lho. Idealnya, hasil pemakaian skincare ini bisa dilihat setelah enam hingga delapan minggu penggunaan secara konsisten. Artinya, kamu menggunakan produk tersebut minimal satu kali dalam setiap hari. Apabila kamu mengganti skincare kamu dalam kurun waktu yang cepat, maka itu akan membuat skincare tidak bekerja secara maksimal.
2. Adanya risiko iritasi pada kulit wajah.
Sering bergonta-ganti skincare, terlebih dengan beberapa produk yang mengandung bahan aktif, dikhawatirkan justru meningkatkan risiko terjadinya iritasi pada kulit, seperti mengelupas, kemerahan, bintik-bintik kecil, hingga munculnya jerawat. Walau ada beberapa skincare, seperti yang mengandung AHA atau retinol, juga menunjukkan efek seperti ini di awal penggunaannya.
Sebaiknya, mencoba jenis skincare baru ke wajah ini harus dilakukan hati-hati, dengan mempertimbangkan kondisi kulit, faktor usia, dan situasi hormonal (misal sedang hamil atau menyusui). Juga, beri jeda setidaknya satu hingga dua minggu untuk kulit beristirahat, sebelum mencoba produk baru.
Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Breakout dan Purging yang Perlu Diketahui
3. Bingung, nggak tau mana produk yang bener-bener cocok untuk kulit.
Keseringan gonta-ganti skincare tanpa memberi kesempatan kepada satu produk untuk menunjukkan manfaatnya membuat keraguan baru muncul, ‘Skincare mana nih yang sebenernya cocok buat aku?’
4. Nggak menutup kemungkinan, kulit akan resisten terhadap kandungan tertentu.
Nah, dampak ini sebenarnya bisa menjadi hal yang paling ditakutkan, karena skincare jadi “nggak nampol” lagi di kulit kamu. Belum lagi kesulitan untuk mengetahui faktor penyebab kulit menjadi iritasi, saking sering dan banyaknya bahan aktif yang terpapar pada wajah.
5. Pengeluaran membengkak, skincare mangkrak di meja hias.
Akhirnya, tumpukan skincare menjamur dan expired yang mana hanya pernah dipakai dua hingga tiga kali, bahkan masih ada yang belum pernah dipakai sama sekali.
Padahal, regulasi pembuangan botol bekas skincare ini juga harus dipikirkan lho untuk menyelamatkan lingkungan.
Setelah tren skincare yang makin ramai ini, maka salah satu bagian paling menantang adalah untuk benar-benar mengenal kulit kita. Apa jenis kulit kamu, apa goals yang ingin kamu capai dengan serangkaian skincare yang sudah dibeli, bagaimana reaksi kulit terhadap beberapa kandungan skincare, dan sebagainya.
Setiap produk skincare memiliki potensi untuk merawat kulit kamu, dengan memberi waktu selama enam hingga delapan minggu. Namun, ada beberapa kondisi tertentu yang sebaiknya memang dilakukan pergantian skincare.
Baca Juga: 6 Kandungan Skincare untuk Kulit Berjerawat
Terakhir, apabila kulit kamu mengalami reaksi buruk atau mengalami efek samping berkelanjutan ketika penggunaan skincare, meski sudah dicek dengan beberapa minggu penggunaan. Kalau kejadiannya seperti ini, maka tentu kamu dianjurkan untuk mengganti skincare dengan jenis atau bahan yang lebih aman untuk kulit.
Jadi, jangan buru-buru ganti skincare, ya! Apalagi kalau kamu sudah menemukan skincare yang cocok dan ngefek di kulit, sebaiknya dipertahankan dan nggak usah buru-buru cari skincare lain, hanya karena tampilan, kemakan iklan, apalagi cuma karena baunya. Masih bingung soal skincare yang cocok untukmu? Yuk konsultasikan dengan dokter di sini.
Referensi:
UGM. Diakses pada 2023. Mengenal Sisi Positif dan Negatif dalam Penggunaan Skincare
Skincare.com. Diakses pada 2023. How Often Should You Change Skincare Products
Self.com. Diakses pada 2023. How Bad Is It To Switch Skin Care Products.
Other Articles
|