Awas! Obesitas Bisa Picu Kanker?
13 March 2024 - by Nadira Maurizka
|
Peningkatan jumlah penderita obesitas di Indonesia mengalami lonjakan dalam waktu 10 tahun terakhir. Hal ini mengkhawatirkan mengingat obesitas bisa menimbulkan beragam penyakit tidak menular yang berbahaya, seperti penyakit jantung, diabetes melitus, sleep apnea, hipertensi, ginjal, hingga kanker. Pada saat COVID 19 melanda, obesitas menjadi salah satu penyakit penyerta (komorbid) yang membuat risiko kematian pada penderita COVID 19 meningkat.
Obesitas bisa dipengaruhi oleh beragam faktor, beberapa yang bisa menyebabkan obesitas seperti:
Baca Juga: Bukan dengan Silikon! Ini Dia Bahan yang Digunakan pada Balon Lambung
Menurut data dari Kemenkes, laki-laki di Indonesia lebih banyak mengalami obesitas. Namun, perempuan pun juga tidak sedikit jumlahnya, bahkan anak-anak. Obesitas bisa kamu identifikasi dengan sederhana dengan melihat rasio antara pinggang (perut) dan pinggul (waist-to-hip rasio). Apabila lingkar pinggang kamu lebih besar daripada pinggul, kemunginan besar kamu mengalami obesitas. Tapi, bagaimana bisa obesitas memicu penyakit kanker? Simak penjelasannya di bawah ini yuk!
Obesitas artinya kamu memiliki lemak berlebih di beberapa area di tubuhmu. Memiliki berat berlebih bukan berarti kamu akan terkena kanker, tetapi risiko terkena kanker menjadi lebih besar dibanding orang lain yang sehat. Ditemui pada Press Conference Allurion dalam rangka Memperingati Hari Obesitas Sedunia, DR. dr. Peter Ian Limas, Sp.B-KBD, menjelaskan bahwa kaitan dan potensi yang lebih besar pada orang obesitas untuk terkena kanker. Lemak yang ada pada seseorang yang memiliki obesitas merupakan lemak visceral. Lemak visceral ini mengelilingi organ penting yang ada di tubuh dan bisa memengaruhi proses penting dalam tubuh.
Lemak berlebih tersebut tidak hanya diam saja di dalam tubuh kamu. Ia aktif mengirimkan sinyal-sinyal ke seluruh tubuh. Sinyal tersebut bisa memberikan perintah agar sel-sel tubuh membelah lebih sering, dan hal ini bisa menyebabkan kanker. Kanker bisa terjadi ketika sel kanker mereproduksi dirinya secara masif dan tidak terkendali, dan merusak sel di sekitarnya. Di sini lah proses tumor terbentuk.
Oleh karena itu, obesitas menjadi penyakit yang harus dicegah. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan Allurion Program. Allurion Program menggunakan kapsul gastric balloon mampu menahan nafsu makan kamu dan membuatmu lebih cepat kenyang. Tanpa prosedur operasi dan anestesi, Allurion Program ini cukup diminati banyak orang.
Menggunakan bahan yang aman, gastric balloon akan menempati lambung kamu selama kurang lebih 16 minggu, dan setelahnya balon akan kempes dengan sendirinya dan dikeluarkan melalui saluran pencernaan. Selama program berlangsung, kamu akan dimonitor menggunakan aplikasi Allurion Connected Scale, Allurion Health Tracker, dan juga Allurion App. Sehingga dokter bisa memantau kondisi tubuh kamu dengan akurat.
Dalam acara konferensi pers yang diadakan oleh Regenesis Indonesia, Dr. dr. Peter Ian Limas., Sp. B.K-BD yang merupakan dokter di bariatric center RS Pondok Indah sudah berhasil menangani lebih dari 100 pasien obesitas yang ingin melakukan Program Allurion di tempat praktiknya. Program Allurion juga bisa membantu kamu menggapai gaya hidup yang lebih sehat, melalui kebiasaan yang dibentuk selama program ini berjalan.
dr. Peter menjelaskan, bahwa progra Allurion bisa menjadi salah satu solusi yang bisa digunakan oleh masyarakat Indonesia yang memiliki obesitas untuk mengubah pola hidup mereka menjadi lebih sehat sekaligus dapat mengurangi resiko obesitas yang ada.
Baca Juga: Ini Kisah Pasien Balon Lambung Allurion yang Turun 7kg dalam 3 Minggu
Tubuh yang sehat merupakan investasi jangka panjang dan perlu kamu usahakan. Apabila kamu mengalami obesitas, kamu bisa mencoba balon lambung dari Allurion Program ini!
Referensi:
Cancer Research UK (2023). Diakses pada 2024. How does obesity cause cancer?
CDC (2023). Diakses pada 2024. Overweight & Obesity.
John Hopkins Medicine (2024). Diakses pada 2024. Overview of Obesity.
Allurion (2024). Diakses pada 2024. Allurion Gastric Balloon.
Other Articles
|