Apakah Kerokan Berbahaya Bagi Kulit?
12 July 2022 - by Nadira Maurizka
|
Kadang setelah sibuk beraktifitas seharian penuh atau dihadapi dengan lembur berkepanjangan, kamu pasti merasa lelah dan pegal-pegal. Tidak jarang kamu ditawarkan pengobatan alternatif untuk mengatasi rasa pegal dengan cepat, salah satunya dengan metode kerokan. Biasanya banyak orang percaya bahwa kalau kulit yang dikerok sudah berwarna merah, maka semakin banyak angin yang keluar dari tubuh dan membuat badan kamu semakin segar kembali. Benarkah begitu?
Kerokan merupakan pengobatan tradisional dengan menggunakan benda tumpul yang kemudian digesekkan ke kulit. Umumnya, metode kerokan menggunakan uang koin atau memang alat tradisional yang memang diperuntukkan untuk kerokan. Minyak kayu putih atau minyak kelapa juga kerap digunakan sebagai pelengkap kerokan untuk mempermudah pengobatannya. Bekas kemerahan muncul pada bagian yang terus menerus terkena kerokan. Di Indonesia, metode ini dipercaya bisa menghilangkan rasa pegal dari "masuk angin".
Baca Juga: Thariq Halilintar Lakukan Perawatan Laser Pico
Faktanya, kerokan sudah dikenal dari zaman dulu sekali. Bahkan, di negara lain seperti Tiongkok, Vietnam, hingga Kamboja, kerokan juga terkenal untuk mengatasi beragam penyakit meskipun penyebutannya berbeda. Hingga sekarang, kerokan masih menjadi alternatif favorit bagi semua kalangan dan golongan masyarakat.
Banyak yang berasumsi bahwa semakin merah bekas kerokan kamu, tandanya angin yang kamu keluarkan semakin banyak. Tetapi faktanya, warna merah yang timbul dari metode kerokan merupakan tanda dari pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit yang melebar akibat dikerok. Meskipun pengobatan ini terbilang aman dilakukan, kerokan tetap memiliki efek samping jika dilakukan terlalu keras atau terlalu sering.
Selain menyebabkan perubahan warna kulit, pembuluh darah kapiler di bawah permukaan kulit bisa saja pecah. Pecahnya pembuluh darah ini bisa memberikan rasa tidak nyaman seperti memar dan pendarahan ringan. Selain itu, apabila koin atau alat yang kamu gunakan masih kasar di sekitar sisinya, bekas kerokan bisa menimbulkan luka lecet.
Kerokan juga bisa berdampak pada melebarnya pori-pori kulit kamu loh. Tetapi bukan berarti angin bisa keluar dari pori-pori tersebut yaa. Melebarnya pori-pori mampu mempermudah oksigen dan sel darah untuk beredar ke seluruh tubuh sehingga ini membuat badan kamu mendapatkan stok oksigen yang cukup. Tapi, membesarnya pori-pori bisa menambah risiko pori-pori tersumbat dengan sel-sel kulit mati dan bisa menimbulkan jerawat pada tubuh. Maka, selalu pastikan alat yang kamu gunakan untuk kerokan sudah bersih dan aman.
Apabila kamu memiliki kondisi medis yang mempengaruhi pembuluh darah seperti telangiectasia/spider veins, kamu mungkin harus menghindari metode kerokan ini.
Jadi, apakah kerokan merupakan pengobatan yang aman? Tentu saja. Kerokan sudah menjadi kepercayaan orang Indonesia dalam mengatasi beberapa keluhan penyakit. Beberapa di antaranya adalah masuk angin, pegal linu, hingga nyeri otot. Selain murah dan mudah dilakukan di rumah, kerokan tentu selalu menjadi pengobatan yang digemari banyak orang.
Namun perlu kamu perhatikan juga untuk tidak melakukan kerokan dengan tenaga yang berlebihan agar tidak menyebabkan efek samping lain yang bisa membahayakan kesehatan kamu.
Baca Juga: Tren Whitening Body Lotion, Untuk Mencerahkan atau Memutihkan Kulit?
Kerokan digunakan sebagai langkah awal mengobati “masuk angin” dan pegal-pegal. Perlu diingat bahwa masuk angin dan rasa pegal bisa menjadi gejala awal sebuah penyakit lain. Apabila kondisi kamu tidak membaik setelah melakukan pengobatan dari rumah, segera konsultasikan ke dokter yang berpengalaman mengenai keluhan kamu. Jika ingin berdiskusi dengan dokter mengenai kerokan dan alternatif lainnya, klik di sini ya!
Other Articles
|