Saat permukaan kulit mengalami luka maka kulit akan melakukan perbaikan diri dan pada akhirnya akan membentuk jaringan fibrosa atau biasa dikenal dengan jaringan parut, jaringan ini bertujuan untuk memperbaiki dan melindungi daerah yang terluka. Biasanya, bekas jaringan parut membentuk keropeng dan akan memudar seiring berjalannya waktu namun pada beberapa orang muncul kelainan seperti pertumbuhan jaringan yang terbentuk secara berlebihan saat proses penyembuhan luka. Jika diperhatikan bekas luka ini menghasilkan corak berupa daging yang keras dan menonjol keluar permukaan kulit dan ukurannya bisa lebih besar dari pada luka aslinya, kelainan ini bisa dikenal dengan istilah keloid. Pembentukan keloid perlahan dapat semakin membesar tidak sampai memakan waktu berbulan-bulan setelah cedera awal dan bisa saja terjadi pada bagian tubuh maupun wajah.
image source: fixkeloidskin.com
Keloid adalah bekas luka tumbuh secara abnormal. Keloid dapat timbul sebagai respons terhadap berbagai gangguan integritas kulit yaitu akibat luka (trauma superfisial atau dalam), setelah trauma fisik seperti pembedahan, garukan, gigitan serangga, tindik, luka bakar (api atau bahan kimia), jerawat, dan infeksi virus seperti cacar air. Keloid sebagian besar dapat timbul 3 bulan atau 1 tahun setelah trauma.
Menurut American Osteopathic College of Dermatology (AOCD) kelainan ini setidaknya dimiliki oleh 10% orang dan dapat dialami pada wanita maupun pria dengan rata-rata usia 10-30 tahun, namun keloid lebih rentan terjadi pada seseorang yang memiliki kulit lebih gelap seperti orang asia, latin dan afrika.
Baca juga: Apa yang terjadi setelah perawatan Cristal?